“Definisi populer tentang gereja meletakkan terlalu banyak fungsi tubuh Kristus yang hakiki di luar definisi itu, dan karenanya di luar gereja.”
Karena kebiasaan, gereja telah dimaknai sebagai suatu tempat. Suatu tempat di mana kita berjemaat, suatu tempat di mana kita membangun orang-orang percaya. Tetapi selama pengertian penuh kita tentang gereja adalah seperti itu, kita kehilangan salah satu fungsi utama kita sebagai umat Allah: berada di luar, di tengah dunia, demi orang-orang yang terhilang.
“Kenyataan yang menyedihkan adalah: pergi kepada yang terhilang dan hidup seperti Kristus di antara mereka tidak terdapat dalam eklesiologi kita, “ kata penulis Jim Peterson. Sepanjang sejarahnya, gereja telah menekankan kepranataan dalam usaha mempertahankan kemurnian Injil. Akibatnya, lambat laun kita menjadi jemaat yang berkumpul di balik tembok-tembok sebuah bangunan – bukannya komunitas vital yang hidup di antara orang yang terhilang.
Dalam Church Without Wall, Jim Peterson memberikan definisi menggembirakan tentang gereja yang mendesak melampaui batasan terlalu kecil yang kita warisi dari masa lalu. Sebagai seruan yang gamblang dan mengilhami bagi setiap orang percaya, Church Without Wall menelaah:
– Mengapa bentuk-bentuk gereja yang hidup lebih lama daripada fungsinya telah merintangi Injil di dunia masa kini.
– Praktik-praktik Perjanjian Baru yang terlupakan padahal memungkinkan wujud umat Allah yang lebih bergerak dan beragam.
– Pentingnya membedakan tradisi gereja dengan hal-hal mutlak dalam Alkitab ketika menyampaikan Injil di antara orang yang terhilang.
– Apa yang perlu kita ketahui tentang masyarakat masa kini untuk membuat Injil dapat diakses sehingga mengubah orang.
Kaum Kristen abad pertama harus memisahkan Yesus dari Yudaisme supaya mereka dapat menjadi umat bagi segala bangsa. Hari ini, kita harus memisahkan Yesus dari tradisi agama kita supaya Ia dapat tersedia bagi bangsa kita. Inilah tantangan yang kita hadapi: Maukah kita menjadi gereja tanpa tem
Reviews
There are no reviews yet.