Buku ini berisi kisah-kisah yang sangat menarik dan kaya ilustrasi yang inspirasi tentang kehidupan dan karya tokoh wanita yang kenal sebagai ‘Moesje Alt’ atau ‘Zuster Alt’.
Margot Alt (1883-1962) hidup selama lebih dari 50 tahun di Indonesia pada zaman Hindia Belanda. Ia merawat dan mengasuh banyak anak yatim piatu, mendirikan beberapa gereja, menulis buku-buku, puisi-puisi, lagu-lagu rohani dan menyunting majalah Gouden Schoven dan Gandum Mas, juga mendidik sejumlah orang yang di kemudian hari menjadi pemimpin-pemimpin gereja. Sebagai wanita yang menduduki kepemimpinan, ia berjuang melawan penolakan yang didasarkan pada gender. Ini membuat kisahnya menjadi makin luar biasa. Ia juga meberikan kontribusi signifikan terhadap perkembagan teologi Pentakosta.
Perhatikan buku ini banyak terfokus pada periode awal sampai thaun 1935, ketika Moesje Alt masih menjadi bagian dari badan atau gereja Pentakosta yang besar (Gereja Pantekosta di Indonesia). Sampai sekarang Moesje Alt tetap diingat sebagai pendiri Gereja Utusan Pantekosta dan sebagai salah satu pelepor di Gereja Sidang Jemaat Allah.
Buku ini didasarkan pada riset yang luas. Di samping banyak terbitan tentang tokoh utama, juga ditemukan surat-surat pribadi dan buku-buku harian pribadi sertra orang-orang yang memiliki memori kolektif yang sama pada zamannya. Dengan menggunakan terbitan-terbitan berkala dari kalangan Pentakosta dari periode tersebut, juga Koran-koran harian maupun arsip-arsip berisi tulisan-tulisan, buku ini menambah kekayaan informasi terhadap gambaran-gambaran yang ada.
Biografinya diletakkan dalam konteks transisi sejarah dari zaman colonial kepada keadaan pasca-kolonial. Dengan mendokumentasikan kemunculan gerakan Pentakosta di Indonesia, buku ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih baik mengenai gerakan penting yang kini memiliki jutaan pengikut
Reviews
There are no reviews yet.