Sering kali reaksi spontan kita jika diperhadapkan dengan derita yang menyakitkan adalah: “Mengapa saya? Mengapa ini terjadi? Mengapa harus sekarang? Mengapa?”.
Allah datang untuk kita, di dalam daging, di dalam Kristus, ke dalam penderitaan, demi kita. Ia melangkah ke penderitaan kita yang signifikan. Ia akan menggendong kita, bahkan di dalam situasi-situasi hidup yang paling sulit sekalipun.
Akhirnya, kita dipersiapkan untuk menjawab-dan memaknai-pertanyaan yang hampir tidak terbayangkan, “Mengapa bukan saya?” Jika penderitaan kita memperlihatkan Juru Selamat dunia, Jika kelemahan kita mendemostrasikan kuasa Allah untuk menyelamatkan kita dari semua kesalahan kita, jika perjuangan tulus kita memperlihatkan kepada orang lain yang sedang berjuang, jika kehidupan kita menjadi sumber pengharapan bagi orang lain, mengapa bukan saya?
Sama seperti Dia, sesungguhnya seruan nyaring dan air mata kita akan didengar oleh Dia yang menyelamatkan kita dari kematian. Sama seperti Dia, kita akan belajar tentang ketaatan melalui apa yang kita derita, kita akan bersimpati dengan kelemahan orang lain, kita akan memperlihatkan iman kepada dunia yang tidak percaya, pengharapan dunia yang tidak berpengharapan, kasih kepada dunia yang tidak mengasihi, dan kehidupan kepada dunia yang mati. Jika semua yang dijanjikan Allah akan menjadi kenyataan, mengapa bukan saya?
Reviews
There are no reviews yet.