Maukah Anda mengikut Yesus sekalipun itu tidak masuk akal?
Nik Ripken berjalan bersama para pengikut Kristus dari bukit-bukit di Kentucky sampai ke negara Somalia yang tercabik-cabik oleh perang. Diperhadapkan dengan penderitaan dalam keluarganya, realitas perang di sekitarnya, dan kehancuran sistematis dari pekerjaan yang ia rasakan sebagai panggilannya, kejahatan-kejahatan itu terkadang berhasil menaklukannya. Bagaimana mungkin Allah itu baik bila kehidupan yang dilaluinya begitu gelap? Bagaimana mungkin Kristus memerintah dalam kemenangan ketika beberapa sahabat Nik mati martir? Apakah benar-benar ada kuasa di dalam Kristus dalam setiap situasi?
Deru debu Somalia mendorong Ripken berkelana ke seluruh dunia untuk mendengarkan berbagai kisah dari enam ratus orang percaya di lebih dari enam puluh negara. Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang telah belajar menjadi kuat dan siap untuk berjalan bersama Yesus melalui lingkungan penuh penganiayaan. Orang-orang itu menyerukan kesaksian yang sama dengan kesaksian dalam Alkitab bahwa Yesus itu layak; Ia layak mendapatkan hidup saya, hidup pasangan saya, dan hidup anak-anak saya.
Bagaimana iman ini dapat bertahan, apalagi tumbuh di tempat-tempat yang dikuasai kegelapan dosa dan keputusasaan? Apakah Allah saja benar-benar cukup? Begabunglah bersama Nik sembari ia menceritakan bagaimana ia diajar oleh orang-orang percaya yang teraniaya tentang “bagaimana mengikut Yesus, mengasihi Yesus, dan berjalan bersama-Nya setiap hari.” Kita mungkin mengira bahwa kita lebih baik menjalani hidup seperti “orang Kristen pada umumnya” daripada melakukan hal-hal “gila” yang dituntut Yesus dari kita. Namun, apakah kita lebih bersukacita daripada mereka yang menjalani hidup yang paling gelap dan paling berbahaya? Apakah artinya bila jawabannya tidak. Dapatkan pertanyaan-pertanyaan Anda terjawab di dalam buku Kegilaan Allah ini.
Reviews
There are no reviews yet.