Narasi penduduk lokal masyarakat Akit di desa Teluk Setimbul, Kabupaten Karimun, menjadi sumber utama dalam proses penelitian dan penulisan buku ini. Narasi dari masyarakat asli Teluk Setimbul menunjukkan bahwa kekuatan imperial-kolonial yang mendominasi wilayah mereka tampak luas dan memengaruhi identitas kolektif masyarakat serta dunia ekologis mereka. dalam narasi tersebut terdapat juga peminggiran dan diskriminasi perempuan Akit yang mendeskripsikan kebutuhan masyarakat akan respons teologis terhadap interkoneksi yang kompleks.
Dengan demikian, penulis memberikan sebuah tawaran, yaitu Gereja merakit sebagai metafora menggereja misional berperspektif feminis pascakolonial. Metafora ini mencerminkan narasi masyarakat lokal untuk menantang kurangnya respons misional gereja terhadap kompleksitas kuasa dan diskriminasi masyarakat khususnya perempuan.
Gereja Merakit dibangun dengan saling menghubungkan tiga dimensi penting. Ketiganya saling terhubung untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara gereja yang bermisi melalui pengalaman masyarakat asli yang dipinggirkan di Indonesia?
Reviews
There are no reviews yet.