"Semakin kita memahami Perjanjian Lama," tulis Yancey, "semakin kita memahami Yesus."
Philip Yancey memiliki cara untuk menghadapi gagasan kita yang terkadang salah arah dalam kehidupan Kristen. Dalam Alkitab Yang Yesus Baca, Yancey menantang persepsi bahwa Perjanjian Baru lebih penting daripada Perjanjian Lama, bahwa Kitab Suci Ibrani tidak sebanding dengan waktu yang kita gunakan untuk membaca dan memahaminya.
Menulis seperti biasa dengan wawasan yang tajam tentang kondisi manusia dan penjagaan Tuhan, Yancey menyanggah teori ini untuk selamanya, seperti yang dia temukan secara pribadi, Perjanjian Lama penuh dengan imbalan bagi orang yang merangkul kekayaannya.
Dengan gayanya yang jujur dan khas, Yancey mengungkapkan interaksinya dengan Perjanjian Lama dari perspektif perjalanan pribadinya yang mendalam. Dari Musa, pangeran Mesir yang luar biasa, hingga emosi pergolakan para pemazmur, Yancey melukiskan gambaran tentang Allah Israel – dan Allah kita – yang mengisi kekosongan dari visi Perjanjian Baru tentang Yang Mahakuasa.
Saat dia menghubungkan kembali bagi kita melodi yang kuat dan berliku-liku yang mengikat Perjanjian Lama dan Baru, Yancey menemukan kembali rasa kesatuan yang mendalam di antara keduanya yang dirasakan para Reformator.
Dan yang paling penting, katanya, membaca Kitab Suci yang begitu Yesus hormati memberi orang percaya pemahaman baru yang mendalam tentang Kristus, Sang Batu Penjuru dari Perjanjian Baru.
"Semakin kita memahami Perjanjian Lama," tulis Yancey, "semakin kita memahami Yesus."
Reviews
There are no reviews yet.