Biarkanlah Umatku Pergi adalah sebuah kisah nyata tentang cita-cita dan perjuangan seorang hamba Tuhan dari Kanada bernama Robert Alexander Jaffray. Berkat usaha seorang guru Sekolah Minggu, Jaffray bertobat pada usia 16 tahun. Setelah pertobatannya, ia mendengarkan khotbah-khotbah Dr. A.B. Simpson yang penuh semangat itu. Ia pun mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Yesus dan pekerjaan-nya. Segera ia menjadi aktif di gerejanya, tetapi bayangan dari suatu dunia yang seluruhnya tersesat membuat dia tidak puas hanya dengan pekerjaan gereja.
Dalam buku ini Dr. A.W. Tozer sangat berhasil dalam menggambarkan pribadi, beban hari, dan pergumulan Jaffray untuk membebaskan umat Allah dari kuasa kegelapan. Perintisan ladang-ladang penginjilan di Tiongkok, Indochina, dan Indonesia yang dilakukannya di bawah naungan Christian and Missionary Alliance dipenuhi dengan kisah-kisah yang sangat mendebarkan hati. Bahkan, Jaffray pernah terlibat dalam pergumulan fisik satu lawan satu dengan Iblis sendiri.
Sampai akhirnya meninggal dunia di sebuah kamp interniran beberapa mil dari kota Pare-Pare pada tanggal 29 Juli 1945, Jaffray senantiasa taat kepada perintah Tuhan yang telah ber-kata kepadanya, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku. Sebab itu, aku telah turun untuk melepaskan mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun, dan engkau harus mengatakan kepadanya: Biarkanlah umat-Ku pergi”.
Reviews
There are no reviews yet.