Teologi Abu-Abu adalah posisi teologi kaum pluralis. Karena teologi yang mereka bangun merupakan integrasi dari pelbagai warna kebenaran dari semua agama, filsafat dan budaya yang ada di dunia. Alkitab dipakai hanya sebagai salah satu sumber, itu pun dianggap sebagai mitos. Dan perpaduan multi kebenaran ini, lahirlah teologi abu-abu, yaitu teologi bukan hitam, bukan juga putih, bukan teologi Kristen, bukan juga teologi salah satu agama yang ada di dunia ini.
Inilah teologi abu-abu yang dengan bangga ditawarkan oleh kaum pluralis, sebagai teologi yang sempurna dan sangat tepat untuk menjawab persoalan fenomena pluralitas agama dan budaya di dunia. Namun teologi ini sedang meracuni, baik agama Kristen, maupun semua agama, dengan cara mencabut dan membuang semua unsur-unsur absolut yang diklaim oleh masing-masing agama.
Kaum pluralis sedang bermimpi untuk mengulangi keindahan taman Eden, dan membangun kembali menara Babel (Utopia), namun sayang teologi mereka yang abu-abu tersebut hancur bersama dengan hancurnya menara Babel.
Buku ini, Theologia Abu-Abu: Pluralisme Agama, merupakan hasil karya yang cukup teliti dan tekun. Saya merasa segar dan bangga atas hasil karya Pdt. Stevri Indra Lumintang, seorang murid saya yang telah berusaha dengan sekuat mungkin untuk memahami hakikat ortodoks kebenaran dan tradisi Kristen dengan pemberitaan Injil yang murni.
Tema buku ini cukup jelas mengemukakan problema-problema teologi masa kini yang nyatanya tidak mau dan tidak berani mengambil pendirian yang berkonsekwensi, yaitu pendirian yang berdasarkan Firman, wahyu Allah dengan setumpuk alasan dan kepentingan untuk merelevansikan Injil Kristus yang sebenarnya sudah relevan.
Ukuran Buku : 23 x 15,5 cm
Isi : 708 hlm.
Reviews
There are no reviews yet.