Dalam jilid yang kedua ini saya ingin mengajak pembaca untuk maju selangkah lagi dengan mencoba menerapkan pendekatan yang didasarkan pada “integrasi” itu dalam praktik penanganan kasus-kasus konseling. Suatu usaha yang ternyata sangat mirip dengan apa yang telah dilakukan Gary Collins dalam bukunya “Christian Counseling” (Waco, Texas. Word Books pub. 1980). Jilid kedua ini saya khususkan untuk membahas tentang keunikan skop pelayanan Pastoral Konseling.
Saya percaya bahwa hamba Tuhan sebagai Pastoral Konselor bukanlah profesional dalam setiap kasus konseling. Dalam banyak hal ia membutuhkan referals. Meskipun demikian hamba Tuhan harus menyadari keunikan rolenya yang telah membawa dirinya ke tempat yang paling strategis dalam pelayanan konseling.
Daftar Isi
BAB I Keunikan skop pelayanan pastoral Konseling, bagian pertama: Masalah-masalah umum
A Anger (kemarahan)
B. Envy (cemburu; iri-hati)
C. Anxiety (kecemasan)
D. Inferiority (rendah dir)
E. Loneliness (kesepian)
F. Guilt (rasa bersalah)
G. Grief (duka-cita)
BAB II Keunikan skop pelayanan pastoral Konseling, bagian kedua: Masalah-masalah khusus
A. Dating (pacaran)
B. Marriage (pernikahan)
C. Family Problems (masalah-masalah dalam kehidupan keluarga)
1. Gap antara orang tua dan anak
2. Watak-watak buruk dan kurbannya:
a. Si penganiaya dan kurbannya
b. Si tanpa perasaan dan pengemis cinta
c. Si pembuat kerusakan fatal
BAB III Keunikan skop pelayanan pastoral konseling bagian ketiga: Psikologi Agama
A. Hubungan antara tingkah laku agamaniah dan personality seseorang
B. Hubungan antara keyakinan dan iman
C. Hubungan antara roh, hati nurani dan will
D. Pertobatan
E. Glosolalia
F. Kesembuhan ilahi
Reviews
There are no reviews yet.