Buku ini menggugah pembacanya agar menanamkan lembut di dalam hati sendiri bahwa ketika mendapati fakta kehilangan sebab kekasih kita berpulang ( bahkan kita sendiri suatu saat akan juga tiba di antrian paling depan ), maka di saat krusial semacam itulah kita perlu benar-benar menyadari dan beriman teguh, penuh, utuh, bahwa ( mengutip lagu Taize ) : " Tuhan itulah Cinta (karena itu)…. janganlah takut".
"Di sini kita menemukan bahwa khotbah penghiburan dalam buku ini bukan sekedar nsihat normatif, namun pembagian harta rohani dari Pdt. Em. Martha I. Tioso dalam memahami dan menyikapi realitas kehilangan, kesedihan, kepergian kekasih dari orang-orang tercinta. Hal yang muncul dari pembagian harta rohani ini adalah bahwa : kematian seseorang yang kita kasihi – yang menolong kita memahami makna orang itu bagi orang lain – harus dikaitkan secara mendalam dengan sikap batin yang penuh syukur dan berserah pada hadirnya penyelenggaraan Illahi ( providentia Dei ), yang darinya keluarga yang berduka merasakan lawatan dan rengkuhan hangat dari Tuhan sang Maha Cinta yang menembus sekaligus mengalahkan maut, kekuatiran dan ketakutan yang eksistential."
Pdt. Daniel K. Listijabudi
Dosen Fakultas Teknologi Universitas Kristen Duta Wacana.
"Buku yang ditulis Pdt. Martha I Tioso ini pasti sangat berguna bagi keluarga yang berduka dan pendeta yang melayankan ibadah pemakaman dan penghiburan. Buku ini dapat memberi inspirasi, walaupun tentu tidak di harapkan langsung di baca begitu saja bagai khotbah jangkep. Setiap renungan yang ditulis Pdt. Martha lahir dari peristiwa spesifik, saat seseorang yang ia kenal dengan baik meninggal dunia. Namun renungan yang bersifat khusus ini tetap memiliki pemahaman yang luas, yang dapat dikembangkan menjadi renungan bagi orang lain yang memiliki pengalaman serupa."
Pdt. Tabita Kartika Christiani
Dosen Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana
"Ketika kita sedang kehilangan orang yang kita kasihi pasti menimbulkan kesedihan yang mendalam b
Reviews
There are no reviews yet.