Yesus menghentikan langkah dalam perjalanan ke Emaus, yang memungkinkan sahabat-sahabat-Nya mengalami anugerah melalui kehadiran-Nya. Di Maui, bersama dengan orang tua saya, berhenti pada Hari Sabat memungkinkan saya untuk bersikap terbuka sedemikian rupa di mana keindahan ciptaan menyentuh kedalaman jiwa saya– kedalaman yang sebelumnya telah dikaburkan oleh gangguan dan kesibukan di permukaan.
Dalam budaya kita yang menyerupai sirkus, kedisiplinan rohani dapat dengan mudah ditinggalkan sebagaimana hari-hari kita terbagi antara pekerjaan yang penuh tekanan dan hiburan kosong, yang tidak menawarkan nutrisi yang dibutuhkan oleh “pohon yang berjalan”. Cara hidup seperti itu menyisakan pada kita kelalaian, bahkan keterpisahan dari diri kita sendiri, orang lain, dan Sang Mahakudus.
Saat berhenti kita, seperti orang-orang yang dalam perjalanan menuju Emaus, melihat hal-hal yang muncul ke permukaan: kebingungan, harapan, takut, pertanyaan, kesedihan, dan juga kerinduan kita kepada Tuhan. Kita dapat melihat dalam diri kita seberapa besar gulma yang mesti dipangkas dan carang yang mesti dirawat oleh Sang Perawat Taman jiwa kita.
Reviews
There are no reviews yet.